Purwakarta

Koramil 1906 Sukatani Buat 20 Ribu Warga Melek Sejarah Kelam PKI.

PURWAKARTA-Komando Rayon Militer (Koramil) 1906/Sukatani-Kota sukses menggelar nonton bareng (nobar) film pengkhianatan G30S/PKI di 46 titik di wilayahnya, yakni di Kecamatan Sukatani dan Kecamatan Purwakarta Kota, selama 10 hari periode penayangan sesuai instruksi Dandim 0619/Purwakarta Letkol Inf Ari Maulana S.Sos.

Sabtu (30/9) malam, bertempat di Lapangan Perumahan Oesman Singawinata, merupakan titik ke-46 digelarnya nobar tersebut. Tak kurang 500 warga perumahan tersebut memadati lapangan berukuran sedang untuk menonton film tentang sejarah kelam bangsa itu.

Danramil 1906/Sukatani Kapten Arm Gatot Widodo mengatakan, sejak awal instruksi pemutaran film G30S/PKI, masyarakat menyambutnya dengan sangat antusias. Bahkan, kata Gatot, permintaan dari berbagai lapisan masyarakat, baik itu warga umum, instansi, karang taruna, dan lainnya, agar di tempatnya diputar film tersebut sangatlah tinggi.

“Selama 10 hari periode pemutaran fim ini, Koramil 1906 sudah menggelarnya di 46 titik di dua kecamatan, yakni Sukatani dan Purwakarta Kota. Di mana setiap titik rata-rata ada 500 penonton, bahkan lebih. Jadi sedikitnya ada 23 ribu warga yang menonton film ini dan mengetahui sejarah kelam bangsa serta semakin memahami bahaya laten PKI,” kata Gatot.

Pendapat serupa diutarakan Camat Purwakarta Juddy Herdiana yang ikut hadir dan menonton berbaur dengan warga. “Dari awal, kami mendukung penuh kegiatan nobar ini. Saya perhatikan, ada tiga level penonton. Pertama, penonton yang pernah mengalami zaman PKI, kedua, penonton yang mengetahui sejarah PKI, dan ketiga, penonton yang belum mengetahui sama sekali sejarah tentang PKI,” ujarnya.

Dirinya, yang masuk pada level penonton kedua merasa bersyukur dapat kembali menonton film tersebut. “Ini dapat menyegarkan kembali ingatan-ingatan saya saat SD sampai dengan SMA kala menonton film ini. Bagi penonton yang belum mengenal menjadi tahu karena sejarah tak melulu bersumber dari yang mereka dengar dan bacaa,” kata Camat.

Yang menarik, pemutaran film G30S/PKI di Perumahan Oesman Singawinata dikemas dengan apik. Hal ini dibenarkan Ketua RW 09 Ir H Muhammad Yusuf.

“Saya terus berkoordinasi dengan para pemuda di Karang Taruna Nonoman. Karena para pemuda ini sangatlah kreatif,” kata Yusuf.

Bahkan, sambung dia, ada seorang warga yang menjadi saksi hidup kebiadaban PKI di Jawa Tengah, yakni Mbah Dirman.

“Jadi Mbah Dirman ini kami minta untuk berbagai cerita atau testimoni pada saat terjadinya G30S/PKI. Saat itu Mbah Dirman duduk di bangku kelas 2 SMA di Klaten, Jawa Tengah,” ujarnya.

Yusuf menambahkan, PKI itu adalah bahaya laten yang harus terus diwaspadai. “Bahaya laten itu ibarat garam pada makanan, tidak terlihat namun terasa asinnya. Karena itu, para pemuda wajib menonton film ini, sehingga wawasannya bisa terbuka. Film ini menjadi media strategis pendidikan sejarah kelam PKI,” kata dia.

Senada diungkapkan Ketua Karang Taruna Nonoman RW 11 Perumahan Oesman Singawinata Sony Hamjani. “Terus terang, banyak anak muda yang belum mengetahui benar apa itu PKI. Mendengar sudah tapi mengenal belum,” katanya.

Karena itu, melalui fim ini diharapkan bisa memberikan pemahaman terkait bahaya PKI. “Terlebih saat ini, simbol-simbol PKI mudah didapat, bahkan tak sedikit yang seolah bangga memakainya. Itu karena ketidaktahuan mereka, gaya-gayaan namun tak paham. Karena itu para pemuda diingatkan kembali sehingga jiwa nasionalisme-nya bangkit,” ujarnya.

Selain memnghadirkan saksi sejarah Mbah Dirman, acara nobar tersebut juga diisi dengan pembacaan puisi berjudul Puisi Angka-Angka Mengenai Ideologi Lama karya Taufik Ismail yang dibawakan dengan apik oleh Ugih Sugiharti S.Pd dan Gerry Yulizar.

Nobar juga dimeriahkan dengan minibazaar yang menghadirkan berbagai produk kreatif para pemuda setempat. (Gin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.